"TANAMAN HERBAL"

Jumat, 28 Desember 2012

Bahaya Mie Instan Bagi Kesehatan


Bahaya Mie Instan Terhadap Kesehatan -
Tahukah anda ? Bahwa Indonesia merupakan Negara Ke-2 terbesar konsumsi mienya di dunia setelah Cina. Mie awalnya ditemukan dan dibuat di Cina yang kemudian menyebar keseluruh dunia. Termasuk Indonesia. Mie sendiri merupakan makanan yang terbuat dari bahan dasar tepung terigu dari gandum, sagu, beras atau dari bahan dasar lainnya yang umumnya  dari bahan dasar makanan pokok. Yang kemudian di olah menjadi bentuk kecil pipih memanjang. Di Indonesia sendiri mie banyak diolah lebih lanjut ke berbagai jenis olahan makanan. Antara lain : Mie ayam, Mie Tek Tek, Soto, Campuran pada Bakso, Mie Instan dengan berbagai rasa dimulai dari rasa kari, ayam, soto, gulai, dan lain – lain.
Melihat bahan dasar mie yang terbuat dari tepung gandum, Beras, sagu, dan lain – lain, seharusnya mie juga termasuk makanan sehat seperti halnya bahan bakunya yaitu gandum, beras, maupun sagu. Lalu kenapa beberapa penelitian mengajurkan untuk tidak mengkonsumsi mie dalam jumlah yang banyak dan intensitas yang terlalu sering ? ini dikarenakan mie pada zaman dulu dengan mie dengan zaman sekarang sudah berbeda. Mie di zaman dulu hanya menggunakan bahan – bahan alami tanpa pengawat makanan, namun zaman sekarang mie sudah banyak di tambahkan bahan pengawet makanan, bahkan ada yang menambahkan pengawet mayat yaitu formalin. Hiiii serem juga ya... Tapi terdang kita terbuai oleh rasanya yang enak sehingga lupa akan dampak dan bahayanya. Tidak bisa dielakan juga, bahwa saya juga demen makan mie, khususnya mie instan dan mie Ayam sebab rasanya yang memang enak.. hehehe.
Sahabat pembaca, baiknya kita sedini mungkin mengurangi konsumsi mie instan atau kalau bisa menghindarinya. Sebab mie instan sangat tidak baik untuk kesehatan. Apa lagi mie ayam, karena beberapa penelusuran, mie ayam yang identik dengan banyak saus tersebut, ternyata saus tersebut banyak dibuat dari bahan yang benar – benar tidak layak untuk dimakan dan sangat membahayakan kesehatan. Agar anda lebih jelas mengetahui bahayanya berikut saya paparkan tentang kandungan dan bahaya Mie Instan.
Kandungan Mie Instan

Mie dibuat dari campuran tepung, minyak sayur, garam, dan beberapa bahan aditif seperti natrium polifosfat (berfungsi sebagai pengemulsi/penstabil), natrium karbonat dan kalium karbonat yang berfungsi sebagai pengatur asam. Selain itu, mie juga ditambahkan zat pewarna kuning (tartrazine).

Selain mie itu sendiri, ada pula bumbu mie yang banyak mengandung garam, cabe, dan bumbu-bumbu lain. Bumbu mie instan juga tak lepas dari zat aditif makanan seperti MSG (monosodium glutamat) yang berfungsi sebagai penguat rasa.
Penelitian laboratorium Fakultas Kedokteran Univ. Indonesia membuktikan bahwa 100%, atau SELURUH sampel mie instan yang beredar di pasaran MENGANDUNG BAHAN PLASTIK yang tentunya sangat berbahaya bagi pencernaan.

Dr. Hasan Budiman, kepala laboratorium Fakultas Kedokteran UI menyatakan, bahwa dalam SELURUH sampel yang diambilnya di pasar swalayan, toko-toko, dan warung di wilayah DKI dan sekitarnya ditemukan bahan plastik yang tidak mungkin bisa dicerna dalam sistem pencernaan kita. Luas diketahui bahwa plastik adalah bahan yang tidak mungkin terurai secara alamiah, dan merupakan bahan yang sangat berbahaya untuk dikonsumsi.
Kandungan-kandungan yang berbahaya tersebut sangat tidak baik dikonsumsi oleh tubuh. Apalagi jika kita mengkonsumsi mie instan dalam waktu yang lama dengan intensitas yang sangat tinggi. Pastinya penyakit akan mudah dan hinggap di tubuh kita.

Bahaya Makan Mie Instan
Beberapa penyakit berikut ditengarai akibat terlalu banyak makan mie instan.

Penyebab kanker
Mie instan yang beredar saat ini, ternyata cukup membahayakan. Telah diketahui bahwa permukaan mie instan dilapisi oleh lilin. Inilah kenapa mie tidak pernah lengket satu sama lain.
Lilin ini sangat membahayakan kesehatan tubuh, karena tubuh kita butuh waktu lama untuk mencerna lilin ini, yakni sekitar dua hari.

Jika zat ini terus menumpuk dalam tubuh, kemungkinan kita untuk terkena penyakit kanker sangatlah tinggi. Misalnya, kanker hati, usus, atau leukimia. Tak hanya lilin dari mie instan. Bumbunya pun yang mengandung banyak zat aditif seperti MSG yang bisa menjadi pemicu kanker dalam tubuh. Banyak kasus nyata tentang orang yang sakit dan diduga disebabkan karena terlalu banyak mengkonsumsi mie instan. Karena itu, sebaiknya Anda pun mulai mengurangi mengkonsumsi makanan ini.

Chinese restaurant syndrome
Bahaya makan mie instan yang satu ini lebih mirip keracunan. Hal ini disebabkan oleh MSG yang terdapat pada bumbu mie instan. Ada beberapa orang yang tidak tahan dengan MSG, lalu kemudian merasa pusing dan sesak nafas. Namun penyakit ini tidak terlalu fatal, karena akan sembuh setelah 2-3 jam kemudian.

Kerusakan jaringan otak

Mengkonsumsi mie instan terus-menerus sama dengan menumpuk zat-zat kimia berbahaya dalam tubuh dan efeknya bisa merusakkan sel-sel jaringan otak. Akibatnya, akan terjadi penurunan transmisi sinyal dalam otak. Selain itu, kerusakan jaringan sel otak ini juga akan memicu penyakit-penyakit lain seperti stroke atau keumpuhan.
Lalu bagaimana cara agar kita bisa tetap mengkonsumsi mie namun tetap aman bagi kesehatan ? Jawabnya : dengan membuat sendiri mie di rumah. Caranya mudah kok, ya walaupun membutuhkan waktu yang lebih. Tapi apa salahnya dilakukan demi kesehatan kita juga. Berikut caya membuat mi :

Bahan :
250 g tepung terigu
1 sdt garam
2 kuning telur, kocok sebentar
1 sdm minyak zaitun
100 ml air

Cara Membuat :
Campur tepung terigu dan garam, aduk rata. Tuang telur, minyak zaitun, dan air. Uleni adonan hingga tidak lengket di tangan. Gilas adonan dengan penggiling adonan mi nomor 1, lipat dua dan gilas kembali. Gilas kembali dengan nomor 2, lipat dua, gilas kembali. Ulangi dengan nomor 3 dan 4 dan taburi dengan tepung terigu. Masukkan lembaran adonan dalam alat pembentuk mi. Taburi mi dengan tepung terigu dan gulung. Taruh dalam wadah kedap udara sebelum digunakan.
Gimana ? masih ingin tetap konsumsi mie instan namun akan mengganggu kesehatan anda atau membuat  mie sendiri sehingga aman untuk kesehatan. Ya... pilihan ada di tanggan anda.

Penyakit kulit: Kurap

 Kurap atau ringworm adalah satu daripada penyakit kulit yang menjijikkan dan selalu dipandang hina dalam masyarakat Melayu. Sebab itu ada perumpamaan “seperti anjing kurap” dsb. Kurap mudah berjangkit dalam keadaan lembab terutamanya bagi kita yang duduk di kawasan tropika. Selain itu, berkongsi pakaian dengan orang yang berpenyakit ini juga menyebabkan kurap merebak dengan cepatnya. Yang jelasnya, kebersihan diri dan pakaian perlu dijaga untuk mengelakkan diri daripada dihinggapi oleh fungus penyebab kurap ini.
Oleh itu untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kurap dan cara-cara untuk menghindarinya, di bawah ini dipanjangkan artikel berkaitan…

Apa kurap?

Kurap adalah gangguan kulit yang umum atau dikenal sebagai tinea. Meskipun ada berbagai bentuk kurap, yang paling umum mempengaruhi kulit pada tubuh (corporis tinea), kulit kepala (tinea capitis), kaki (tinea pedis, atau 'kaki atlet'), atau selangkangan (tinea cruris, atau 'atlet gatal').
 
 Apa jenis kurap yang ada?

Seperti disebutkan sebelumnya, ada beberapa jenis kurap (tinea) yang dapat mempengaruhi bagian-bagian tubuh yang berbeda. Di beberapa slide berikutnya, kita akan melihat pada berbagai bentuk dari kepala sampai kaki.




Kurap tubuh  - Ringworm of the body (tinea corporis)

Ketika jamur mempengaruhi kulit tubuh, ia sering menghasilkan titik-titik putaran kurap klasik. Kadang-kadang, ini tempat memiliki "aktif" batas luar karena mereka perlahan-lahan tumbuh dan maju. Adalah penting untuk membedakan ruam ini dari ruam bahkan lebih umum lainnya, seperti eksim nummular. Kondisi ini, dan lain-lain, mungkin tampak mirip dengan kurap, tetapi mereka tidak jamur dan memerlukan perawatan yang berbeda.




Kurap kulit kepala - Ringworm of the scalp (tinea capitis)
Kurap kulit kepala biasanya mempengaruhi anak-anak, terutama di masa kanak-kanak atau masa remaja akhir. Kondisi ini mungkin menyebar di sekolah-sekolah. Tinea capitis muncul sebagai skala kulit kepala yang berhubungan dengan bintik-bintik botak (berbeda dengan seborrhea atau ketombe, misalnya, yang tidak menyebabkan rambut rontok).




Kurap dari (tinea pedis) kaki- Ringworm of the foot (tinea pedis)



Tinea pedis adalah gangguan kulit yang sangat umum. Ini adalah yang paling umum dan mungkin yang paling gigih dari (tinea) infeksi jamur. Juga dikenal sebagai kaki atlet, dapat menyebabkan scaling dan peradangan pada jaring kaki, terutama yang antara jari kaki keempat dan kelima. Bentuk umum dari tinea pedis menghasilkan penebalan atau sisik kulit pada tumit dan telapak serta lecet di antara jari-jari kaki atau di telapak.




         Kurap selangkangan (tinea cruris) - Ringworm of the groin (tinea cruris)


Tinea dari selangkangan ('atlet gatal') cenderung memiliki warna coklat kemerahan dan untuk memperpanjang dari lipatan pangkal paha ke bawah ke salah satu atau kedua paha. Kondisi lain yang dapat meniru tinea cruris termasuk infeksi ragi, psoriasis, dan intertrigo, ruam gesekan yang dihasilkan dari kulit bergesekan dengan kulit.





Kurap janggut (tinea barbae) - Ringworm of the beard (tinea barbae)



Kurap daerah berjenggot pada wajah dan leher, dengan pembengkakan dan ditandai krusta, seringkali dengan gatal, kadang-kadang menyebabkan rambut untuk memutuskan. Pada hari-hari ketika orang-orang pergi ke tukang cukur setiap hari untuk bercukur, tinea barbae disebut gatal tukang cukur.




Kurap wajah - Ringworm of the face (tinea faciei)


Kurap pada wajah luar daerah jenggot disebut faciei tinea. Pada wajah, kurap jarang berbentuk cincin. Secara karakteristik, menyebabkan merah, patch bersisik dengan tepi yang tidak jelas.




Ringworm of the hand (tinea manus)
Ringworm may involve the hands, particularly the palms and the spaces between the fingers. It typically causes thickening (hyperkeratosis) of these areas, often on only one hand. Tinea manus is a common companion of tinea pedis (ringworm of the feet). It is also called tinea manuum.


             Kurap tanganRingworm of the nails (tinea unguium)

This is the most common fungal infection of the nails, also called onychomycosis. It can make fingernails look white, thick, opaque, and brittle, but more often toenails look yellow, thick, and brittle. Artificial nails increase the risk for tinea unguium as emery boards can carry infection, and water can collect under the artificial nail, creating a moist, warm environment favorable for fungal growth.

How did I get ringworm?
Ringworm is highly contagious and can be spread multiple ways. You can get it from an infected person, animal, object, and even soil. Heat and moisture help fungi grow and thrive, which makes them more common in areas of frequent sweating as well as skin folds such as those in the groin or between the toes. This also accounts for their reputation as being caught from contaminated items such as toilet articles, clothing, pool surfaces, showers, and locker rooms.

Catching ringworm from pets.
Ringworm is an example of a zoonotic disease (transmitted from animals to humans). Cats are among the most commonly affected animals and studies have shown that in 30%-70% of households in which a cat develops ringworm, at least one person will develop the condition. Dogs, cows, goats, pigs, and horses can spread ringworm to humans and other animals via direct contact or contact with objects the infected animal has touched (such as bedding, grooming articles, saddles, furniture, carpeting, etc.).

How is ringworm diagnosed?
Sometimes, the diagnosis of ringworm is obvious from its location and appearance. Otherwise, skin scrapings for microscopic examination and a culture of the affected skin can establish the diagnosis of tinea or rule it out.

How is ringworm treated?
Ringworm can be treated topically with antifungal creams containing clotrimazole (Cruex, Desenex, Lotrimin), miconazole (Monistat-Derm), ketoconazole (Nizoral) and terbinafine (Lamisil). In severe or resistant infections on the scalp or nails, oral medications such as terbinafine, itraconazole (Sporanox), and fluconazole (Diflucan) are necessary.

Can ringworm be prevented?
Ringworm is difficult to prevent, but you can help reduce your risk by following some simple guidelines. The next several slides provide some helpful prevention tips in minimizing the chance of developing ringworm.

Ringworm Prevention Tip #1
Don’t share clothing, sports gear, towels, or sheets.

Ringworm Prevention Tip #2
Wear slippers or sandals in locker rooms and public pool & bathing areas.

Ringworm Prevention Tip #3
Shower and shampoo well after any sport that includes skin-to-skin contact.

Ringworm Prevention Tip #4
Wear loose-fitting cotton clothing. Change your socks and underwear at least once a day.

Ringworm Prevention Tip #5
Keep your skin clean and dry. Always dry yourself completely after showers or baths.

Ringworm Prevention Tip #6
If you have athlete’s foot, put your socks on before your underwear so that fungi do not spread from your feet to your groin.

Source