Konsep Dasar Kehamilan Letak Sungsang
Defenisi
Kehamilan letak sungsang yaitu janin terletak memanjang dengan kepala difundus uteri dan bokong bagian bawah kavum uteri (Prawiroharjo, Sarwono 1999).
Klasifikasi
Letak bokong murni (Fank Breech)
Letak bokong dengan kedua tunkai terangkat keatas
Letak sungsang sempurna (Campliete Breech)
Letak bokong dimana kaki ada disamping bokong (Letak bokong sempurna atau lipat kijang).
-Letak sungsang sempurna (Incomplite Breech)
Letak sungsang dimana selain bokong bagian yang terendah juga kaki atau lutut, terdiri dari :
- Kedua kaki : letak kaki sempurna (24%)
Satu kaki : letak kaki tidak sempurna
- Kedua lutut : letak lutut sempurna (1%)
Satu lutut : letak lutut tidak sempurna
(Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH, Sinopsis Obsetri jilid 1 edisi 2, 1998)
2.2.3 Diagnosa
Pemeriksaan luar
Dibagian bawah uterus tidak teraba kepala, balutemen negative, teraba kepala dibagian fundus uteri, denyut jantung janin ditemukan setinggi atau sedikit lebih tinggi dari pada umbilikus
Pemeriksaan dalam
Setelah ketuban pecah teraba cakrum, kedua tuberalitas iskit, dan anus, bila teraba bagian kecil bedakan apakah kaki atau tangan
(FKUI, Kapita Selekta Kedokteran jilid 1 edisi 3, 1999)
Pemeriksaan foto rongen
Bayangan kepala difundus
(Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH, Sinopsis Obsetri jilid 1 edisi 2, 1998)
Etologi / Penyebab Letak Sungsang
Sudut Ibu
a. Keadaan rahim
- Rahim arkuatus
- Setum pada rahim
- Uterus Dupletis
- Mioma bersama kehamilan
b. Keadaan plasenta
- Plasenta retak rendah
- Plasenta previa
c. Keadaan jalan lahir
- Kesempitan panggul
- Difermitas tulang panggul
- Terdapat tumor yang menghalangi jalan lahir dan perputaran keposisi kepala
Sudut janin
Pada janin terdapat berbagai keadaan yang menyebabkan letak sungsang
- Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat
- Hidrosefalus atau Anensefalus
- Kehamilan kembar
- Hidramneon atau Oligohidramneon
- Prematuritas
(Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, 1998)
Mekanisme Persalinan Letak sungsang Fisiologis
Bokong masuk PAP dapat melintang atau miring mengikuti jalan lahir dan melakukan putar paksi dalam sehingga trachcanter depan berada dibawah simpesis dengan trachcenter depan sebagai hipamoklion, akan lahir trachcenter belakang, dan selanjunya seluruh bokong lahir, sementara itu bahu memasuki jalan lahir dan mengikuti jalan lahir untuk melakukan putar paksi dalam sehingga bahu depan berada dibawah simpisis, dengan bahu depan sebagai hipomoklion akan lahir bahu belakang bersama dengan tangan belakang, diikuti kelahiran bahu depan dan tangan depan.
Bersamaan dengan kelahiran bahu, kepala bayi memasuki jalan lahir dapat melintang atau miring, serta melakukan putar paksi dalam sehingga sub occiput berada dibawah simpisis, sub occiput menjadi hipomoklion, berturut-turut akan lahir dagu, mulut, hidnug, muka kepala dan seluruhnya.
Persalinan kepala yang mempunyai terbatas sekitar 8 menit, setelah bokong lahir melampoui batas 8 menit dapat menimbulkan kesakitan atau kematian pada bayi.
(Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, DSOG, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB, 1998)
Prognosis
Bagi ibu
Kemunkinan robekan pada perenium lebih besar, juga karena dilakukan tindakan, selain itu ketuban lebih cepat pecah dan partus lebih lama, jadi mudah terkena infeksi.
Bagi anak
Proknosa tidak begitu baik, karena ada gangguan peredaran darah plasenta setelah bokong lahir dan juga setelah perut lahir, tali pusat terjepit antara kepala dan panggul, anak bisa menubrito aspiksio
(Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, DSOG, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB, 1998)
Penanganan / Terapi
Sikap sewaktu hamil
Kerena kita tahu bahwa prognosa bagi anak tidak begitu baik, maka usahakan merubah letak janin dengan versi luar.
Tujuannya adalah untuk merubah letak menjadi letak kepala hal ini dilakukan pada primi dengan kehamilan 34 minggu, mulai dengan usia kehamilan 36 minggu dan tidak ada panggul sempit, gemili atau plasenta previa.
Teknik :
- Lebih dahulu bokong dilepaskan dari PAP dan ibu berada dalam posisi Trendelm Burg
- Tangan kiri letakkan dikepala dan tangan kanan pada bokong
- Putar ke arah muka atau perut janin
- Lalu putar tangan kiri diletakkan dibokong dan tangan kanan dikepala
- Setelah berhasil pasang gurita, observasi TTV, DDJ serta keluhan
Sikap Bidan Dalam Mengahadapi Letak Sungsang
Bidan yang menghadapi kehamilan dan persalinan letak sungsang sebaiknya :
- Melakukan rujukan ke puskesmas, dokter keluarga atau dokter ahli untuk mendapatkan petunjuk kepastian dalam lahir
- Bila ada kesempatan, melakukan rujukan kerumah sakit untuk mendapatkan pertolongan persalinan yang optimal
- Bila terpaksa, melakukan pertolongan persalinan letak sungsang sebaiknya bersama dokter
- Klien harus diberikan KIE dan motifasi serta melakukan perjanjian tertulis dalam bentuk Informetconsen
(Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, 1998)
1. Manuaba, Ida Bagus, Gde, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan da KB. Jakarta : EGC
2. Mochtar, Rustam, 1998. Sinopsis Obstetry. Jakarta : EGC
3. Prawiroharjo, Sarwono, 2000. Pelayanan Kebidanan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
4. Sastro, Suleman. 1983. Obstetry Fisiologi. Bandung : UNPAD
5. Varney, Hursh Midwefery, Sel, Ed. Blok Well, Sucentifie Publication, Boston, London
Defenisi
Kehamilan letak sungsang yaitu janin terletak memanjang dengan kepala difundus uteri dan bokong bagian bawah kavum uteri (Prawiroharjo, Sarwono 1999).
Klasifikasi
Letak bokong murni (Fank Breech)
Letak bokong dengan kedua tunkai terangkat keatas
Letak sungsang sempurna (Campliete Breech)
Letak bokong dimana kaki ada disamping bokong (Letak bokong sempurna atau lipat kijang).
-Letak sungsang sempurna (Incomplite Breech)
Letak sungsang dimana selain bokong bagian yang terendah juga kaki atau lutut, terdiri dari :
- Kedua kaki : letak kaki sempurna (24%)
Satu kaki : letak kaki tidak sempurna
- Kedua lutut : letak lutut sempurna (1%)
Satu lutut : letak lutut tidak sempurna
(Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH, Sinopsis Obsetri jilid 1 edisi 2, 1998)
2.2.3 Diagnosa
Anamnesa
Kehamilan terasa penuh dibagian atas dan gerakan terasa lebih banyak dibagian bawah.Pemeriksaan luar
Dibagian bawah uterus tidak teraba kepala, balutemen negative, teraba kepala dibagian fundus uteri, denyut jantung janin ditemukan setinggi atau sedikit lebih tinggi dari pada umbilikus
Pemeriksaan dalam
Setelah ketuban pecah teraba cakrum, kedua tuberalitas iskit, dan anus, bila teraba bagian kecil bedakan apakah kaki atau tangan
(FKUI, Kapita Selekta Kedokteran jilid 1 edisi 3, 1999)
Pemeriksaan foto rongen
Bayangan kepala difundus
(Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH, Sinopsis Obsetri jilid 1 edisi 2, 1998)
Etologi / Penyebab Letak Sungsang
Sudut Ibu
a. Keadaan rahim
- Rahim arkuatus
- Setum pada rahim
- Uterus Dupletis
- Mioma bersama kehamilan
b. Keadaan plasenta
- Plasenta retak rendah
- Plasenta previa
c. Keadaan jalan lahir
- Kesempitan panggul
- Difermitas tulang panggul
- Terdapat tumor yang menghalangi jalan lahir dan perputaran keposisi kepala
Sudut janin
Pada janin terdapat berbagai keadaan yang menyebabkan letak sungsang
- Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat
- Hidrosefalus atau Anensefalus
- Kehamilan kembar
- Hidramneon atau Oligohidramneon
- Prematuritas
(Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, 1998)
Mekanisme Persalinan Letak sungsang Fisiologis
Bokong masuk PAP dapat melintang atau miring mengikuti jalan lahir dan melakukan putar paksi dalam sehingga trachcanter depan berada dibawah simpesis dengan trachcenter depan sebagai hipamoklion, akan lahir trachcenter belakang, dan selanjunya seluruh bokong lahir, sementara itu bahu memasuki jalan lahir dan mengikuti jalan lahir untuk melakukan putar paksi dalam sehingga bahu depan berada dibawah simpisis, dengan bahu depan sebagai hipomoklion akan lahir bahu belakang bersama dengan tangan belakang, diikuti kelahiran bahu depan dan tangan depan.
Bersamaan dengan kelahiran bahu, kepala bayi memasuki jalan lahir dapat melintang atau miring, serta melakukan putar paksi dalam sehingga sub occiput berada dibawah simpisis, sub occiput menjadi hipomoklion, berturut-turut akan lahir dagu, mulut, hidnug, muka kepala dan seluruhnya.
Persalinan kepala yang mempunyai terbatas sekitar 8 menit, setelah bokong lahir melampoui batas 8 menit dapat menimbulkan kesakitan atau kematian pada bayi.
(Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, DSOG, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB, 1998)
Prognosis
Bagi ibu
Kemunkinan robekan pada perenium lebih besar, juga karena dilakukan tindakan, selain itu ketuban lebih cepat pecah dan partus lebih lama, jadi mudah terkena infeksi.
Bagi anak
Proknosa tidak begitu baik, karena ada gangguan peredaran darah plasenta setelah bokong lahir dan juga setelah perut lahir, tali pusat terjepit antara kepala dan panggul, anak bisa menubrito aspiksio
(Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, DSOG, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB, 1998)
Penanganan / Terapi
Sikap sewaktu hamil
Kerena kita tahu bahwa prognosa bagi anak tidak begitu baik, maka usahakan merubah letak janin dengan versi luar.
Tujuannya adalah untuk merubah letak menjadi letak kepala hal ini dilakukan pada primi dengan kehamilan 34 minggu, mulai dengan usia kehamilan 36 minggu dan tidak ada panggul sempit, gemili atau plasenta previa.
Teknik :
- Lebih dahulu bokong dilepaskan dari PAP dan ibu berada dalam posisi Trendelm Burg
- Tangan kiri letakkan dikepala dan tangan kanan pada bokong
- Putar ke arah muka atau perut janin
- Lalu putar tangan kiri diletakkan dibokong dan tangan kanan dikepala
- Setelah berhasil pasang gurita, observasi TTV, DDJ serta keluhan
Sikap Bidan Dalam Mengahadapi Letak Sungsang
Bidan yang menghadapi kehamilan dan persalinan letak sungsang sebaiknya :
- Melakukan rujukan ke puskesmas, dokter keluarga atau dokter ahli untuk mendapatkan petunjuk kepastian dalam lahir
- Bila ada kesempatan, melakukan rujukan kerumah sakit untuk mendapatkan pertolongan persalinan yang optimal
- Bila terpaksa, melakukan pertolongan persalinan letak sungsang sebaiknya bersama dokter
- Klien harus diberikan KIE dan motifasi serta melakukan perjanjian tertulis dalam bentuk Informetconsen
(Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, 1998)
1. Manuaba, Ida Bagus, Gde, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan da KB. Jakarta : EGC
2. Mochtar, Rustam, 1998. Sinopsis Obstetry. Jakarta : EGC
3. Prawiroharjo, Sarwono, 2000. Pelayanan Kebidanan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
4. Sastro, Suleman. 1983. Obstetry Fisiologi. Bandung : UNPAD
5. Varney, Hursh Midwefery, Sel, Ed. Blok Well, Sucentifie Publication, Boston, London